01 July, 2008

SALAM RINDU

Terik ini begitu menyengat, aku diburu resah tak sabar membayangkan pertemuan kita setelah puluhan purnama melintas hanya sempat kutitipkan salam untukmu. Sudah sampai dimana? Tanyamu dalam pesan singkat yang kau kirimkan. Aku telah menunggumu disini, katamu dam semakin menggetarkan hatiku. Begitu aku tiba di kota kecil ini, resahku semakin membuncah tak dapat kutahan kerinduan yang sangat mendalam.

Di sebuah Cafe sederhana, kita duduk bersila, saling berbagi cerita, berapa waktu telah kita lewati dengan sia-sia, hampa dan sepi. Mengapa kita mesti bertemu disini setelah kupalingkan langkah tak sanggup menunggu kepastian hati tempat aku bersandar dan berteduh dari segenap kepiluan masalalu yang tak juga pergi. Mengapa kita mesti mengukir janji bila kau telah dikejar waktu?

Waktu itu aku telah memilih untuk bungkam, dengan seribu kecemasan yang tak mampu kutanggung. Melihat engkau juga bisu. Hari ini kita tak perlu menyesali mengapa pertemuan kita dulu di taman dikolam ikan itu tidak membukakan hati kita untuk saling menyapa dan mengikat sebait janji ? sudahlah Nda, kita telah memiliki kehidupan masing-masing walaupun hati tak semudah itu untuk dilepaskan. Meski sedetik rasamu seabab rasa cintaku.
Blang Pidie, 20 Agustus 2006

No comments:

Post a Comment