27 March, 2010

Perjalanan Mencariku di Hatimu

Aku mendatangi kotamu di pagi yang tak ramah, matahari bersembunyi entah dimana, ia rupanya enggan menabur sinarnya bahkan sepanjang hari ini. dengan wajah pagi yang lesu, aku berkunjung bukan untuk menyampaikan rindu yang menggumpal ingin rasanya meleleh di relung kalbumu. Akan tetapi, aku ingin mengetuk pintu hatimu, untuk bertanya adakah aku disana? ataupun untuk mencariku, kalaupun aku ada, sedang apa diriku?

Begitu tiba di rumah mungil itu, langit masih kelabu, begitu kau membuka pintu matamu telah berlumuran airmata, rautmu yang biasanya membuatku terpesona, kini berubah menjadi malam yang tersapu derasnya hujan, suaramu juga lirih seperti tak menghendaki kehadiranku, tak ada sambutan senyum dibibirmu bahkan, engkaupun berat membalas sapaku. Padahal, aku telah mengukir senyumku pada memar-memar bibirku yang kelu, agar mengembang selaksa kelopak mawar di depanmu.

Kitapun akhirnya terpaksa bicara dalam senyap yang mencekam lamunanku, mengiris kalbu, menjadi pahatan kesunyian yang menumbuhkan luka. ketika kejujuran kau buka dengan kata-kata, akupun melayang jauh, meninggalkanmu yang sedang bercerita melalui anganku pergi melewati kesedihan. Seperti yang kuduga, ia masih mendekam sunyi di hatimu.

aku menarik nafas yang sudah tercekat, menahan perih, menahan air mata yang sudah sejak kemarin ingin tumbah, kini seperti air bah, membuatku terendam terbawa arus airmata ke sungai-sungai yang tak bermuara.

aku telah melihatku
berada di ambang pintu hatimu
hanya termangu

Latee, 26 Maret 2010

2 comments: