01 July, 2008

ENGKAUPUN TERHIMPIT SUNYI

Aku mempersilahkan engkau duduk, diatas tikar kalbu, yang berhasil kurajut, ketika engkau memberiku benang-benang mimpi dan sisa serpihan nyata.
Beranda ini terasa sejuk, meski panas mulai meradang kampungku, hamparan padi yang masih menghijau menambah sejuk suasana. Aku senang engkau disini, saling berbagi. Entah siapa yang memulai percakapan, tiba pada kata-katamu yang menghancurkanku. “aku butuh teman, aku terasa asing disini, tidak ada siapa-siapa”. Aku hampir tidak percaya bahwa kau berada pada kesunyian, sedangkan kukenal engkau berjiwa utuh. Hatimu dapat menciptakan seribu warna pelangi yang sering kau sematkan juga pada hatiku. Nda, pastilah aku dapat menyelami kesunyian yang menghimpitmu kini. Menanigslah kalau itu perlu untuk menyingkirkan sedikit dari kehampaanmu. Seperti aku juga menangis mendengar keadaanmu hari ini. Nda, jadikan aku sahabatmu, yang selalu ada untukmu, walaupun ada batas, ada waktu, bahkan ada cinta sekalipun.

Angin kembali berdesir, menyisir batang-batang padi. Kita terdiam, saling berpikir untuk keluar dari himpitan sunyi, keluar untuk mencari hikmah dari setiap langkah menerawang melintasi harapan yang masih terpasung.
4 Mei 2008

No comments:

Post a Comment