Sebuah penantian panjang, tentang kehidupan dan cinta. Pengembaraan jiwa untuk meraih semesta asa melampaui sunyi yang bening, sunyi yang hening, sunyi yang tak hampa melainkan sunyi dengan makna yang sempurna dalam ruang kalbu. Malam ini terbukalah pintu waktu, lalu terkuaklah cinta
Aku telah mendekam melewati ratusan purnama, mengais kerinduan. Entah, kenapa bisa sampai dibatas waktu, padahal musim demi musim menyapa langkah tak seramah gerimis yang turun perlahan dan syahdu, menebar angin, mengikis lembut ke dasar kalbu. Kita telah bicara, tidak sekedar menyusun kata melainkan memahat makna, mengukir kedalaman jiwa, bangkit dari barisan pilu setelah prahara menghempas tak menyisakan apa-apa.
Gerimis ini turut mengantarku membuka ruang, entah karena apa kita telah tiba didalamnya, menyulam sisa musim yang barangkali masih bermakna. Dengan benang-benang angan terpaut pada awan di langit kita yang merekah
Ruang ini hanya kita, remang dan sunyi
Sigli, 20 Maret 2006
No comments:
Post a Comment