04 May, 2007

Kota Ini Belum Mati Kawan!

Inilah kota yang ditinggalkan badai? Puing-puing kehancuran itu seolah ingin bicara menyampaikan pesan ruhani tentang hikmah badai bagi setiap jiwa yang kelu.

Inikah kota yang letih dalam menanti damai? Pada setiap buih yang berbaris di pantai ini seolah akan ungkapkan betapa alam adalah kawan yang mesti kita semaikan salam.

Kota ini tak mati, lihatlah kawan, gelombang kecil itu meneriakkah kerinduan akan kedamaian antara laut dan pantai, antara pantai dan daratan begitu juga antara bukit dan lautan.

Akupun berjalan menyapa bukit yang persis berada ditengah kota. Dari sini aku dapat melihat seluruh kota, pemandangan yang menakjubkan, laut, jalan kota yang sudah remuk, pasar, rumah-rumah penduduk, perkantoran tampak seperti tengah bermimpi, seperti kota semu. Tapi inilah kotamu kawan, bicaralah dengan kelembutan sanubari, karena kota ini belum mati. Kulihat ia masih ingin hidup bahkan seribu tahun lagi dengan harapan baru pun juga kasih sayang, seperti dari uluran tangan dan hatimu Kawan.....

Pergilah gelombang, jangan usik ketenangan. Bukankah kedamaian telah terpatri pada selembar awan, matahari adalah saksi bagi setiap detik pun detak jantung kehidupan Kota ini, Kota yang belum mati.

Senin, 11 Desember 2006

No comments:

Post a Comment