hatiku sungguh seperti bunga
indah, mekar dan harum
hatiku sungguh bagai matahari
memancar sinar hangatnya pagi
hatiku juga seperti purnama
dan bintang-bintang bertaburan
hatiku juga bagai lautan
luas membentang
karena engkau ada di kedalamannya
karena engkau tertambat di dermaganya
lalu mengikat erat hati kita
menguatkan rasa
meneguhkan cinta
Istana Tunggal, 4 Mei 2013
16 May, 2013
Keagungan Tuhan
Subhaanallah... Maha Suci Engkau
telah menganugerahkan segumpal rasa
yang indahnya tak terkata
yang ketakjubannya tak terurai
meresap luruh dalam jiwa
Alhamdulillaah, Segala Puji Padamu
telah menghilangkan gemuruh bimbang
ragu, cemas dan takut
lalu menyulut pelita keyakinan
terang benderang di jalanku
Allahu Akbar... Maha Besar Engkau
telah menciptakan cinta merekah berlaksa berkah
mempertemukan dua hati
mengikatnya
menyatukannya
Istana Tunggal, Mei 3013
telah menganugerahkan segumpal rasa
yang indahnya tak terkata
yang ketakjubannya tak terurai
meresap luruh dalam jiwa
Alhamdulillaah, Segala Puji Padamu
telah menghilangkan gemuruh bimbang
ragu, cemas dan takut
lalu menyulut pelita keyakinan
terang benderang di jalanku
Allahu Akbar... Maha Besar Engkau
telah menciptakan cinta merekah berlaksa berkah
mempertemukan dua hati
mengikatnya
menyatukannya
Istana Tunggal, Mei 3013
13 May, 2013
Malam Yang Letih
Kesunyian tiba-tiba menyusup seperti angin yang melewati
celah jendela, tapi ini kesunyian saat berada di dekatmu. Kesunyian yang malam
ini mengajariku lagi untuk hati-hati, menuntunku untuk melangkah di depan kaca
dan memandangiku dari ujung rambut hingga ujung hati, dari sisi lahir hingga
batin. Aku diingatkan lagi oleh kesunyian untuk tidak melakukan kesalahan-kesalahan
yang berdampak buruk di masa yang akan datang. Di sudut malam ini letih
kubaringkan tak berdaya, terbujur dengan harapan-harapan, mimpi-mimpi yang
ditaburi tangis di dalamnya. Letih ini seperti mayat yang kaku, yang tinggal
menunggu penguburannya.
Malampun terus merangkak ke sudut sunyi yang terdalam.
Engkau tetap di sampingku, tubuhmu...
sedangkan pikiranmu mengunjungi tempat-tempat yang menjadi tanggung jawabmu
untuk kau singgahi. Letih yang terkaparpun tak terlihat olemu pun tak ingin
dilihat. Membiarkannya letih terperangkap pekat malam dan terjemurus ke jurang
sunyi.
Hingga pagi tiba tak terlihat juga, mendung menghampar
langit dan matahari terlelap dalam selimut kabut. Tak ada pagi yang cerah hari
ini, karena kesunyian berjalan menyusuri waktu hingga tibanya pagi. Lalu mengubah
langit menjadi pekat. Ataukah hari ini malam yang lebih panjang dari biasanya? Tidak.
Ini pagi yang berderai air hujan, seolah membantu mewakili tangis yang
terpendam. Tangis yang tak terurai air mata tapi tangis yang mengikis hati.
Ah, sudahlah... “letakkan pikiranmu di sini, lepaskan
bebanmu di sini... “ katamu seperti tak memahami datangnya kesunyian sepanjang
malam.
Kini, letih itu mematung...
Subscribe to:
Posts (Atom)